POGUNG REJO: DAHULU - SEKARANG - MASA DEPAN

Oleh :  Ali Hidayat Fatmayanto

 Sejarah Pogung

Pogung dahulu menurut para "Juru Kunci" secara hakikinya bernama gejlik. Penulis bertanya-tanya kembali sebagai individu yang hidup di era post-modern yang tidak mengetahui kosa kata jawa khususnya yang lama, ternyata setelah dijelaskan oleh seorang tokoh yang tinggal di kampung pogung gejlik merupakan nama alat pengatur debit aliran masuk air di daerah tersebut. Alat ini berfungsi seperti sistem irigasi yang mengatur debit air yang masuk ke Sungai Boyong-Code. Apabila dilihat dari segi usia alat tersebut dianggap cukup lama, "saya belum lahir sudah ada" kata pemuda disana. Kemudian dengan bertanya kepada beberapa orang yang tinggal di sekitarnya ternyata pembuatannya pada era penjajahan belanda.  Namun seiring perkembangan zaman dan sampai ke zaman orde baru para masyarakat dan didukung oleh sistem pemerintahan dalam penamaan desa tidak lagi "sa'karepe dewe" atau dalam bahasa indonesia  se-enaknya sendiri. Pemerintahan yang dibuat berfungsi mengatur penamaan desa hingga kampung. Sehingga para masyarakat kampung gejlik mengganti nama kampungnya menjadi pogung. Mengapa diberikan nama pogung? jika penulis menjawabnya secara spekulasi maka informasi yang pembaca dapatkan tidak relevan. Namun ketika penulis bertanya, jawabannya "ya.... karena yang lain juga pakai nama pogung, jadi yang lain juga mengikuti" jika di bahasakan indonesia. Menanggapi hal ini, tindakan mereka bukan hanya mengikuti semata, ada hal lain yang belum penulis secara sebenarnya ketahui. Pogung adalah sebuah nama, pasti memiliki nilai ataupun arti di dalam nama itu. 

 

Pogung Sekarang
 

Pogung Rejo merupakan suatu wilayah terkategorikan sebagai kampung/daerah suburban yang "tergantung" tata letaknya yang mengarah kepada kota ataupun desa, serta disebabkan terletak diantaranya, banyak orang beranggapan bahwa kampung pogung itu daerah perkotaan namun ternyata bagian dari Kabupaten Sleman yang lingkupnya pedesaan yang masih memiliki sawah dan perkebunan. seperti contoh dalam dalam lingkup pedukuhan Pogung Kidul, wilayah Pogung Dalangan yang masih memiliki beberapa petah sawah dan kebun rambutan. pedukuhan Pogung Kidul memiliki beberapa ke-Rw-an antara lain: kampung ini juga disebut Rukun Warga 051 (Nol Lima Satu), Pogung Kidul Rw. 049,  Pogung Dalangan Rw.050 dan yang terakhir sekaligus terbaru Pogung Baru Rw.052. 

Peta Rukun Tetangga Pogung Rejo (Tanda Merah)

Wilayah ini,beralamat dalam peta (google maps) di Dusun Pogung Kidul, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; dalam sektor geografisnya atau batas alamnya terletak diantara Sungai Code-Boyong dan Selokan Mataran; dan dalam Sektor Fasilitas atau batas bangunan fisik jika berspekulasi terletak di utara RSUP Dr. Sardjito dan di selatan North Ring Road. Wilayah ini juga terkenal dengan beberapa rumah tinggal pengurus desa yang dianggap penting yakni Kepala Dusun yang bernama Agus Purwanto dan Kepala Desa yang bernama H. Senen Haryanto, S.E. Bukan hanya itu, memiliki pembagian 6  (enam) wilayah Rukun Tetangga dan masing-masing memiliki kepala RT, meliputi: RT-13 oleh Supriyanto; RT-14 oleh Narto; RT-15 oleh Tarjo; RT-16 oleh Suparyanto; RT-20 oleh  Muhamad Busroni; dan RT-21 oleh Ibnu Riyadi.Mereka memiliki keistimewaan masing-masing terutama dalam mengambangkan desa dan mengajak para warganya untuk saling berkontribusi atau partisipasi guna membuat desanya lebih dari yang sebelumnya.

Pemuda kampung Pogung Rejo cukup banyak disetiap rukun tetangganya yang berjumlah 6 (enam) sektor.

Kebudayaan pemuda seiring dengan perkembangan zaman mulai berubah.

Pogung yang akan datang